Sabtu, 28 April 2012

Wanita Berjilbab


Beberapa hari lalu, aku mendapat sebuah pencerahan.
                Hari itu, seperti biasa, setelah makan siang, aku dan seluruh siswa di sekolah pergi ke saung untuk melaksanakan tausiyah dan dilanjutkan dengan sholat Dhuhur berjamaah. Tausiyah dibuat berkelompok dengan satu pembimbing . Setiap anggota akan mendapat kesempatan untuk menyampaikan tausiyah mereka.
                Hari itu, seorang adik kelasku mendapat giliran. Dari segi materinya, sudah cukup menarik. Tapi, mungkin yang harus diperbaiki adalah bagaimana dia menyampaikan materi tersebut. Materinya tentang ‘Berjilbab’. Dia mengambil materi itu dari sebuah buku berwarna merah muda berjudul ‘Engkau Lebih Cantik dengan Jilbab’. That’s why, aku tiba- tiba menulis ini.
***
                Nyaris semua orang Indonesia tahu tentang jilbab. Khususnya bagi mereka yang muslim. Di luar negeri  ada yang disebut burqa dan niqab. Tapi, itu semua jarang digunakan di Indonesia.
                Seorang muslimah sangat identik dengan jilbab. Mungkin, tanpa jilbab mereka tak akan berjuluk muslimah. Tapi, mengapa masih saja ada wanita muslim yang tak mengenakan jilbab dalam kehidupan sehari- harinya. Mulai pagi sampai malam, tiap keluar rumah menggunakan celana ketat dengan T- shirt. Paling- paling dia baru memasang jilbabnya ketika menghadiri undangan di tetangga sebelah untuk khataman Al Qur’an. Padahal di KTP mereka, mereka adalah beragama islam.
                Nah, kalau membahasa masalah tersebut, itu tentang kesadaran diri sendiri. Kalau memang dirinya adalah seorang wanita muslim yang taat beragama, pasti dia akan rajin membaca Al- Qur’an dan memahaminya. Sudah jelas, pada surat An- Nur ayat 31;
“… Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat…”
                Jadi, berjilbab yang benar adalah menutupi dada. Iya, rambut nggak terlihat, tapi jilbabnya Cuma sekerah baju. Percuma,Sist. Coba dilogika, ya. Apa sih susahnya memanjangkan rok, melonggarkan baju, memanjangkan lengan, dan berkerudung dengan benar? Panas? Risih? Sumpek? Yee… Itu memang hal biasa kalau dia awal.
                Panasnya udara masih bisa ditangani. Sedia saja kipas di tas, atau kalau cukup di saku. Masih belum puas? Ya pepetkan saja dirimu ke kipas angin. Masih belum puas juga? Masih ada jalan kok, Sist. Nyalakan saja AC. Pasti bakal lebih dingin. “Lha kalo’ nggak ada AC di rumah?” Yah, masih bisa diatasi tuh. Pergi aja ke mini market terdekat. Ada AC-nya kok. Hehehe… Lumayan, kan idenya. Lho, iya. Beneran! Dari pada nanti ngerasakan panasnya api neraka. Pasti bakalan panas, bisa- bisa jauh lebih lebih lebih lebih (entah berapa kata ‘lebih’ yang harus ditambah) PANAS.
                Teteh, Mbak, Ukhti, Sist, dan seluruh muslimah, khususnya di Indonesia. Sekarang kita sudah nyaman berjilbab. Coba kalo pas jamannya Pak Harto. Berjilbab saja sudah dicurigai. Padahal kita itu mau menutup aurat, seperti yang Allah perintahkan.
                Mungkin ada yang masih pikir- pikir mau berjilbab. “Lho, nanti aku nggak keliatan cantik lagi. Nggak ada cowok yang kepincut sama kecantikanku?”. Nah, ini nih yang musti diubah. Itu cara berpikir yang salah. Sangat SALAH!. Beneran, lho. Aku pernah lihat di facebook, seorang lelaki (dia masih kawanku) menulis bahwa dia lebih suka wanita dengan jilbab daripada yang tak berjilbab. Aku pun juga pernah coba tanya pada beberapa laki- laki, semua jawabannya nyaris sama. Mereka lebih tertarik dengan perempuan berjilbab. Mereka yang berjilbab akan terlihat anggun, lembut, dan rapi. Laki- laki juga akan lebih menghormati perempuan yang berjilbab, karena mereka yang berjilbab lillahi ta’ala akan benar- benar menjunjung tinggi akhlaq baik. Laki- laki juga akan segera berhenti menggodanya, karena seorang yang beragama kuat takkan menggubrisnya.
                Kemudian, apa sih ruginya? Toh, kalau tidak dicintai kaum adam, Allah masih memuliakan. Ya, kan? Bukankah cinta dari Allah lebih berharga dan abadi. Lalu, kenapa masih ragu- ragu?
                Oh ya, penilaian tingkah laku seseorang akan dilihat dari kata- kata dan caranya berpakaian. Kalau cara berpakaian mereka sopan, maka orang lain akan menilai mereka sebagai seorang yang baik, kalem, dan sopan. Berlainan dengan mereka yang setia dengan baju yang tak menutupi perut, bahkan dada pun sedikit terlihat. Pasti banyak orang beranggapan bahwa mereka adalah orang yang kasar, arogan, semaunya sendiri, dan sering bikin ulah.
                Jadi, ayo pada berjilbab, ya! Nah, yang sudah berjilbab, coba tata niat lagi. Mungkin berjilbabmu masih karena paksaan ortu atau karena peraturan sekolah. Perbaiki niat. Niatkan, berjilbabmu karena Allah.  Selamat berjilbab, Ukhti… May Allah always bless us and show us the right way. Amin…

Ditulis oleh: Nabila Fiddin

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites