Beberapa hari lalu, aku mendapat sebuah pencerahan.
Hari itu, seperti
biasa, setelah makan siang, aku dan seluruh siswa di sekolah pergi ke saung
untuk melaksanakan tausiyah dan dilanjutkan dengan sholat Dhuhur berjamaah.
Tausiyah dibuat berkelompok dengan satu pembimbing . Setiap anggota akan
mendapat kesempatan untuk menyampaikan tausiyah mereka.
Hari itu, seorang
adik kelasku mendapat giliran. Dari segi materinya, sudah cukup menarik. Tapi,
mungkin yang harus diperbaiki adalah bagaimana dia menyampaikan materi
tersebut. Materinya tentang ‘Berjilbab’. Dia mengambil materi itu dari sebuah
buku berwarna merah muda berjudul ‘Engkau Lebih Cantik dengan Jilbab’. That’s
why, aku tiba- tiba menulis ini.
***
Nyaris semua orang
Indonesia tahu tentang jilbab. Khususnya bagi mereka yang muslim. Di luar
negeri ada yang disebut burqa dan niqab.
Tapi, itu semua jarang digunakan di Indonesia.
Seorang muslimah
sangat identik dengan jilbab. Mungkin, tanpa jilbab mereka tak akan berjuluk
muslimah. Tapi, mengapa masih saja ada wanita muslim yang tak mengenakan jilbab
dalam kehidupan sehari- harinya. Mulai pagi sampai malam, tiap keluar rumah
menggunakan celana ketat dengan T- shirt. Paling- paling dia baru memasang
jilbabnya ketika menghadiri undangan di tetangga sebelah untuk khataman Al
Qur’an. Padahal di KTP mereka, mereka adalah beragama islam.
Nah, kalau
membahasa masalah tersebut, itu tentang kesadaran diri sendiri. Kalau memang
dirinya adalah seorang wanita muslim yang taat beragama, pasti dia akan rajin
membaca Al- Qur’an dan memahaminya. Sudah jelas, pada surat An- Nur ayat 31;
“… Dan
hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan
perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat…”
Jadi, berjilbab
yang benar adalah menutupi dada. Iya, rambut nggak terlihat, tapi jilbabnya Cuma sekerah baju. Percuma,Sist. Coba dilogika, ya. Apa sih
susahnya memanjangkan rok, melonggarkan baju, memanjangkan lengan, dan
berkerudung dengan benar? Panas? Risih? Sumpek? Yee… Itu memang hal biasa kalau
dia awal.
Panasnya udara
masih bisa ditangani. Sedia saja kipas di tas, atau kalau cukup di saku. Masih
belum puas? Ya pepetkan saja dirimu ke kipas angin. Masih belum puas juga?
Masih ada jalan kok, Sist. Nyalakan saja
AC. Pasti bakal lebih dingin. “Lha kalo’ nggak ada AC di rumah?” Yah, masih
bisa diatasi tuh. Pergi aja ke mini
market terdekat. Ada AC-nya kok. Hehehe… Lumayan, kan idenya. Lho, iya.
Beneran! Dari pada nanti ngerasakan panasnya api neraka. Pasti bakalan panas,
bisa- bisa jauh lebih lebih lebih lebih (entah berapa kata ‘lebih’ yang harus
ditambah) PANAS.
Teteh, Mbak, Ukhti, Sist, dan seluruh muslimah, khususnya di Indonesia. Sekarang kita
sudah nyaman berjilbab. Coba kalo pas jamannya Pak Harto. Berjilbab saja sudah
dicurigai. Padahal kita itu mau menutup aurat, seperti yang Allah perintahkan.
Mungkin ada yang
masih pikir- pikir mau berjilbab. “Lho, nanti aku nggak keliatan cantik lagi. Nggak
ada cowok yang kepincut sama kecantikanku?”. Nah, ini nih yang musti diubah.
Itu cara berpikir yang salah. Sangat SALAH!. Beneran, lho. Aku pernah lihat di
facebook, seorang lelaki (dia masih kawanku) menulis bahwa dia lebih suka
wanita dengan jilbab daripada yang tak berjilbab. Aku pun juga pernah coba
tanya pada beberapa laki- laki, semua jawabannya nyaris sama. Mereka lebih
tertarik dengan perempuan berjilbab. Mereka yang berjilbab akan terlihat
anggun, lembut, dan rapi. Laki- laki juga akan lebih menghormati perempuan yang
berjilbab, karena mereka yang berjilbab lillahi
ta’ala akan benar- benar menjunjung tinggi akhlaq baik. Laki- laki juga
akan segera berhenti menggodanya, karena seorang yang beragama kuat takkan
menggubrisnya.
Kemudian, apa sih
ruginya? Toh, kalau tidak dicintai kaum adam, Allah masih memuliakan. Ya, kan? Bukankah cinta dari Allah lebih
berharga dan abadi. Lalu, kenapa masih ragu- ragu?
Oh ya, penilaian
tingkah laku seseorang akan dilihat dari kata- kata dan caranya berpakaian.
Kalau cara berpakaian mereka sopan, maka orang lain akan menilai mereka sebagai
seorang yang baik, kalem, dan sopan. Berlainan dengan mereka yang setia dengan
baju yang tak menutupi perut, bahkan dada pun sedikit terlihat. Pasti banyak
orang beranggapan bahwa mereka adalah orang yang kasar, arogan, semaunya
sendiri, dan sering bikin ulah.
Jadi, ayo pada
berjilbab, ya! Nah, yang sudah berjilbab, coba tata niat lagi. Mungkin
berjilbabmu masih karena paksaan ortu atau karena peraturan sekolah. Perbaiki
niat. Niatkan, berjilbabmu karena Allah. Selamat berjilbab, Ukhti… May Allah always
bless us and show us the right way. Amin…
Ditulis oleh: Nabila Fiddin
0 komentar:
Posting Komentar